Glee

Film Review / 2 February 2010

Kalangan Sendiri

Glee

arienurkrisna Official Writer
5085
Selepas SMA Highschool Musical kini giliran anak-anak Glee yang naik panggung. Dengan format film series mingguan Glee telah mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat baik dari rating tv hingga download musiknya di iTunes telah mencapai prestasi yang dasyat.
Dimata para penggemar yang biasa disebut Gleek mereka telah berhasil melampaui highschool musical, dengan cerita dan plot yang yang jauh lebih dalam dan menarik, serta acting dan karakter yang lebih kompleks, dan yang terpenting adalah lagu-lagu soundtrack yang lebih variatif dan menarik karena ikut mengangkat para pemain pendukung dan menunjukan kualitas dan kemampuannya bernyanyi juga.
Talenta Lea Michele tidak diragukan lagi dengan tampil prima pada panggung broadway pada usia muda adalah buktinya. Namun yang tak disangka adalah kemampuan cast pemain lainnya yang sebelumnya nyaris tidak pernah dikenal di dunia acting atau tarik suara telah berhasil memadukan keduanya menjadi sajian yang menggugah.
Musical Comedy adalah genre film ini dan mungkin Anda berpikir terlalu cewek film ini, Anda salah besar. Bercerita tentang sebuah klub musical bernama Glee seorang guru bernama Will Schuester berhasil mengumpulkan talenta-talenta dan berjuang mati-matian untuk mempertahankan dan memenangkan kompetisi musical antar sekolah.
Film ini ditayangkan setelah American Idol, dan merupakan jam yang paling ideal untuk menambah fantasi dan khayalan daya tarik film ini. Walaupun belum ditayangkan di tv nasional yang sibuk dengan sinetron dan reality show yang tidak berkualitas. Namun dapat dilihat di Jaringan tv satelit atau di dapat dengan tidak "halal" yaitu melalui dvd bajakan atau diunduh dari dunia maya.
Film ini membuat nostalgia sma menjadi sesuatu yang tak terlupakan dalam hidup kita dimana kita beranjak dewasa dan mulai menemukan jati diri kita. Namun yang perlu diwaspadai ialah film semacam ini umumnya ditonton oleh usia dibawah para pemain yang mereka idolakan. Dan harus disadari bahwa budaya amerika sangat tidak layak ditiru di Indonesia oleh sebab itu pengawasan orang tua sangat dibutuhkan sehingga hal negative itu tidak dilihat untuk ditiru anak-anak.
Nilai moral film ini adalah menjadi diri sendiri tanpa perlu meniru atau menjadi sesuatu yang menipu diri sendiri. Tetapi terkadang perasaan dan kebenaran saling bertentangan. Apalagi di masa remaja dimana perasaan lebih dominan dibanding hikmat mengambil keputusan. Jadi gunakan talenta yang Tuhan berikan dengan sepenuh hati untuk kemuliaan Tuhan dahulukan kebenaran diatas perasaan, selalu andalkan Tuhan dan jangan sia-siakan hidup Anda.

Sumber : onchom
Halaman :
1

Ikuti Kami